SUB.UNIT 1
BAKAT DAN KREATIFITAS
PENGERTIAN
BAKAT
Peserta
didik adalah anak-anak yang memilki cirri-ciri istimewa misalnya bakat yang
diturunkan dari orang tua atau nenek moyangnya. Setiap individu memilki
karakteristik yang berbeda-beda, termsuk dalam bidang dan kadang dari bakat
yang dimilikinya.
Renzulli
(Munandar, 1999) mengungkapkan bahwa yang menentukan keberbakatan seorang
individu tidak hanya karena kemampuan umumnya berada diatas rata-rata,
melainkan juga kreativitas dan pengikatan diri terhadap tugas (task
commitment). Munandar (Ali dan Asrori, 2005) menegaskan bahwa bakat (aptitude)
mengandung makna kmemapuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability)
yang masih perlu dikembangkan dan dilatih lebih lanjut.
Seniawan
(Ali dan Asrori, 2005) menyimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan alamiah untuk
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baik yang bersifat umum maupun yang
bersifat khusus. Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat
umum, misya bakat intelktual umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan
yang berupa potensi itu bersifat khusus, misalnya bakat akademik, bakat
kinestetik, bakat seni atau bakat sosial.
Dengan
bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu,
tetapi untuk mewujudkan bakat kedalam suatu prestasi diperlukan latihan,
pengetahuan, pengalaman, dan motivasi. Jika seseorang yang memilki potensi
bakat music tetapi tidak memperoleh kesempatan mengembangkannya, maka bakat
tersebut tidak akan berkembang dan terwujud dengan baik (menghasilkan
prestasi).
Berkaitan
dengan hal tersebut, U.S Office of Education menekankan bahwa anak berbakat
memerlukan pelayanan dan program pendidikan khusus sesuai dengan potensi,
minat, dan kemampuan agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap
masyarakat dan untuk pengembangan diri sendiri. Jadi, bakat adalah seberapa
baik seseorang memiliki kemampuan pada bidang kemampuan atau keterampilan
khusus dengan berlatih. Bakat dapat dikembangkan secara maksimal melalui
latihan dengan motivasi yang tinggi. Selain itu, bakat ditentukan oleh seberapa
baik kemampuan umum, kreativitas dan komitmen siswa dalam menyelesaikan tugas.
Bakat yang berkembang secara maksimal akan memberikan sumbangan yang berarti,
abaik untuk masyarakat maupun untuk pengembangan diri siswa yang bersangkutan.
HUBUNGAN
ANTARA BAKAT DAN PRESTASI
Menurut
Munandar (Ali dan Asrori, 2005) Perwujudan nyata dari bakat adalah prestasi
karena bakat sangat menentukan prestasi seseorang. Sekalipun demikian orang
yang berbakat belum tentu berprestasi. Hal ini karena bakat bersifat potensial
yang membutuhkan lat ihan dan
pengembangan secara maksimal. Bakat khusus yang dikembangkan sejak dini akan
daopat terealisasi dalam bentuk prestasi unggul. Berdasarkan penelitian
terakhir, ditemukan bahwa sekitar 20% siswa SD dan SMP menjadi anak yang
underachiever, artinay prestasi belajar yang mereka peroleh berada dibawah
potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka milki.
PENGERTIAN
KREATIFITAS
Kreativitas
didefinisikan secara berbeda-beda oloeh pakar berdasarakan sudut pandang
masing-masing. Perbrdaan sudut pandang ini menghasilkan berbagai definisi
kreativitas dangan penekanan yang berbeda-beda. Barrong (Ali dan Asrori, 2005)
mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru, meskipun tidak mesti baru sama sekali. Hurlock (1978) menegaskan bahwa
kreatifitas merupakan gabungan adari gagasan atau produk lama kedalam bentuk
baru. Dengan demikian, yang lama menjadi dasar untuk menghasilkan yangng baru.
Guilford
(Ali dan Asrori, 2005) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang
menandai cirri-ciri seorang kreatif. Slah satunya adalah kemampuan berfikir
divergen. Kemampuan berfikir divergen merupan kemampuan individu untuk mencari
berbagai alternatif jawaban terhadap suatu persoalan.
Menurut
Munandar (Ali dan Asrori, 2005) nmengungkapkan bahwa : “ Kreatifitas adalah
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, penulisan, keluwesan, orsinalitas dalam
berfkir serta kemampauan untuk mnekolabarosikan satu gagasan.” Utami Munandar membahas lebih mendalam bahwa
kreatifitas merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan
dapat mendukung berkembangnya kreatifitas dan dapat menghambat perkembangannya.
HUBUNGAN
ANTARA KREATIFITAS DAN INTELEGENSI
Apakah
orang yang kreatif selalu memiliki intelegensi yang tinggi, atau apakah
seseorang yang intelegensinya tinggi juga kreatif? Berdasarkan teori “ Ambang
Intelegensi untuk kreatifitas”, sampai tingkat intelegensi tertentu yang
diperkirakan seputar IQ 120, pada hubungannya yang erta antara intelegensi dan
kreativitas. Produk kreativitas yang tinggi memerlukan tingkat intelegensi yang
tinggi pula.
Hurlock
(1978) mengemukakan bahwa tidak smeua orang dengan kecerdasan yang tinggi
merupakn pencipta. Misalnya, banyak anak yang mencapai keberhasilan akademis,
tetapi hanay sedikit yang menunjukkan cara berfikir kreatif, korelasi yang
tinggi anatar kecverdasan dan kreativitas yang tinggi sebagian besar bergantung
pada faktor diluar kreatifitas dan kecerdasan. Kreativitas yang mengarah
kepenciptaan sesuatu yang baru bergantung pada kemamapuan untuk mendapatkan
pengetahuan yang sudah umum diterima. Pengetahuan tersebut kemudian diolah
kedalam bentuk baru dan orisinal. Kreativitas tidak dapat berfungsi kedalam kekosongan,
kreativitas menggunakan pengetahuan yang diterima sebelumnya dan bergantung
pada kemampuan intelektual seseorang.
*******************************************************
SUB. UNIT 2
IDENTIFIKASI PENGUKURAN BAKAT DAN KREATIVITAS
ALASAN
MENGIDENTIFIKASI BAKAT KREATIF
Mengindetifikasi
bakat kreatif siswa-siswi merupakan Sesutu yang penting bagi seorang guru SD/MI
karena alas an berikut :
1. Kreatifitas
sangat bermakna dalam kehidupan, kreatifitas tidak hanya bermanfaat bagi siswa
itu sendiri, tetapi juga dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat luas.
2. Melalui
pengukuran dan identifikasi bakat kreatif, akan ditemukan pula siswa-siswa yang
kemampuan kreatifnya sangat rendah. Bagi siswa-siswa demikian, seorang guru
harus melakukan remediasi kemampuan kreatif
3. Dengan
maemahami bakat kreatif siswa yang terpendam, guru dapat terbantu untuk
merancang kegiatan yang menantang dan menarik bagi siswa sehingga tercapai
tujuan pembelajaran.
MENGIDENTIFIKASI
LIMA BIDANG BAKAT KHUSUS
Berdasarkan
definisi dari U.S Office of Education, bidang-bidang keberbakatan bakat dapat
didefinisikan sebagai berikut :
1. Bakat
Akademik Khusus
Dalam
mengidentifikasi bakat akademik khusus. Seorang guru dapat menggunakan test
prestasi akademis. Test prestasi akademis bertujuan menguku pemebelajaran,
pengetahuan tentang fakta dan prisip, dan kemampuan untuk menerapkannya dalam situasi sehari-hari
(Munandar, 1999).
2. Bakat
Kreatif
Alat
untuk mengidentifikasi bakat kreatif yang berlaku di Indonesia diantaranya
kreatifitas verbal. Test ini terdiri dari 6 sub.test yang mengukur dimensi
berfikir divergen. Setiap sub.test, mengukur aspek yang berbeda dari berfikir
kreatif. Ke-6 sub.test dari test kreatifitas verbal adalah permulaan kata,
menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang sama, macam-macam
penggunaan, dan apa akibatnya. (Munandar 1999).
3. Bakat
Seni
Mengenali
bakat seni bergantung pada metode abservasi yang dinilai oleh ahli dalam bidang
seni. Diharapkan ahli-ahli tersebut tidak hanya menilai kemampuan reproduktif
dibidanf seni, tetapi juga kemampuan inovatif melalui
kecenderungan-kecenderungan untuk dapat melepaskan diri dari bentuk seni yang
konvensional tradisioanal (Munandar, 1999).
4. Bakat
Psikomotor
Kemamapuan psikomotor tidak hanya
diperlukan dalam berolahraga namun juga berbagai kegiatan lain sperti memainkan alat
musik dan drama, dan menari dsb. Derajat keterampilan motorik yang diperlukan
masing-masing kegiatan tersebut berbeda-beda dalam melakukan identifikasi
kemampuan psikomotorik, diperlukan pemahaman mengenai kemampuan-kemampuan yang
terkiat dengan psikomotorik yang akan diukur.
5. Bakat
Sosial
Bakat sosial didefinisikan oleh Marlan
(Munandar, 1999) sebagai bakat kepemimpinan yang tidak hanya mencakup kemampuan
intelektual, tetapi juga kepribadian. Berdasarkan tujuan teori dari riset
ditemukan bahwa faktor yang paling erat kaitannya dengan kepemimpinan
(Stogdill, dikutip Katena dalam Munandar, 1999) adalah : Kapasitas, prestasi,
tanggung jawab, peran serta, status , dan situasi.
*******************************************************
SUB. UNIT 3
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BAKAT DAN KREATIFITAS
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS
Bakat
sebagai potensi masih memerlukan latihan dan pengembangan agar dapat diwujudkan
dalam bentuk prestasi. Sejumlah yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus
dikelompokkan ke dalam 2 golongan yaitu faktor intrernal dan faktor eksternal
(Alim dan Asrori, 2005). Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
diri individu. Farktor-faktor internal tersebut mengcangkup: minat, motif berprestasi,keberanian
mengambil resiko, ulet dan tekun, serta kegigihan dan daya juang.
Adapun
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan tempat seorang anak
tumbuh dan berkembang. Faktor-faktor eksternal meliputi: kesempatan maksimal
untuk mengembangkan diri, sarana dan prasarana, dan dukungan dan dorongan orang
tua/keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pola asuh.
Siswa
yang memiliki ketekunan, kegigihan, keberanian, dan motif berprestasi yang
tinggi, serta minat pada bidang tertentu akan mampu mengembangkan bakatnya
dengan dukungan/dorongan dari lingkungan, melalui kempatan yang diberikan
untuk berlatih dan alat-alat yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat anak).
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KREATIVITAS
Kreativitas
membutuhkan ransangan dari lingkungan untuk berkembang secara optimal. Beberapa
faktor yang mnentukan yaitu:
1) Kebebasan
: orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak. Orang tua
tidak otoriter, tidak terlalu membatasi kegiatan anak,dan tidak terlalu cemas
mengenai anak mereka.
2) Respek:
orang tua yang menghormaati anaknya sebagai individu, percaya akan kemampuan
anak mereka, dan menghargai keunikan anak mereka. Sikap orang tua seperti ini
akan menumbuhakn kepercayaan diri anak untuk melakukan sesuatu yang orsinal.
3) Kedekatan
emosi yang sedang: kreativitas akan dihambat dengan suasana emosi yang
mencerminkan rasa permusuhan, penolakan, atau rasa terpisah. Tetapi, keterikatan
emosi yang berlebihan juga tidak menunjang pengembangan kreativitas karena anak
bergantung kepada orang lain dalam menentukan pendapat atau minat.
4) Prestasi
bukan angka: Orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak, mendorong anak
untu berusaha sebaik-baiknya, dan menghasilkan karya-karya yang baik. Tetapi,
mereka tidak terlalu menekankan mencapai angka atau nilai tinggi atau mencapai
peringkat tertinggi.
5) Orang
tua aktif dan mandiri: Sikap orang tua terhadap diri sendiri amat penting
karena orang tua merupaka model bagi anak. Orang tua anak yang kreatif merasa
aman dan yakin tentang diri sendiri. Tidak memperdulikan status sosial dan
tidak terlalu terpengaruh oleh tuntutan sosial.
6) Menghargai
kreativitas: anak yang kreatif memperolah banyak dorongan dari orang tua untuk
melakukan hal-hal yang kreatif.
KENDALA-KENDALA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT DAN
KREATIVITAS
Kendala
terhadap produktifitas kreatif dapat bersifat internal, yaitu berasal dari
individu itu sendiri. Kendala internal yaitu keyakinann bahwa
lingkunganlah yang menyebabkan dirinya tidak mempunyai kesempatan mengembangkan
kreativitasnya. Keyakinan ini akan menghambat orang untuk mencoba melakukan
sesuatu yang baru, karena pada dasarnya mereka masih tergantung pada ada/tidaknya persetujuan dari lingkungan
terhadap pendapat/tindakan yang mereka pilih (Shallcross dalam Munandar, 1999).
Kendala eksternal antara lain yang
dikemukakan oleh Rogers (Munandar, 1999) yaitu tentang evaluasi. Menurut
Rogers, untuk memupuk kreativitas, pendidik tidak memberikan evaluasi, atau
setidaknya menunda memberikan evaluasi sewaktu anak sedang berkreasi. Bahkan
menduga akan dievaluasi pun dapat mengurangi kreativitas anak.
Tindakan apresiasi nyang berlebihan pun
hendaknya disampaikan sesudah anak mencapai prestasi. Kecenderungan orang tua
dan pendidik menjanjikan sesuatu yang berlebihan kepada anak sebagai syarat
bagi pencapaian prestasi akan menghambat anak untuk berkreasi.